Penyakit Demam Berdarah atau Dengue
Penyakit demam berdarah
Demam Berdarah adalah salah satu penyakit infeksi yang serius dan dikenal pula dengan sebutan DBD (Demam Berdarah Dengue). Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
(Indrawan, 2001). Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000
meter di atas permukaan air laut (Kristina, dkk, 2005).
Penyakit ini mulanya lebih sering
menyerang anak-anak, dibanding orang dewasa ataupun kaum remaja. Tapi
kini sudah merata, bisa menyerang siapa saja tanpa batasan usia
(Indrawan, 2001). Demam berdarah dapat menyebabkan perdarahan yang
hebat dan 30% kasus dapat menyebabkan kematian (Sani, 1999). Secara
global di dunia dari 2 miliar orang sebanyak 100 juta terserang Demam
berdarah dan sebanyak 100.000 orang mengalami kematian di India DBD
menjadi endemi di derah perkotaan maupun pedesaan (Gore, 2005).
Penyebab
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Menurut para
ahli, virus dengue termasuk di dalam grup flavi virus dari famili
Togaviridae Serotype (golongan protein darah). Virus ini ada empatb
yaitu; DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Keempat tipe virus tersebut telah
ditemukan di Indonesia antara lain di Jakarta dan Yogyakarta (Indrawan,
2001; Kristina, dkk, 2005).
Gejala
Tanda dan gejala demam dengue menurut Sani (1999) adalah :
1). Panas tinggi
2). Ingusan, batuk, mata merah
3). Sakit kepala, sakit pada daerah sekitar mata, sakit pada tulang belakang, sakit di seluruh persendian dan otot
4). Diare
5). Kemerahan di kulit
6). Depresi
7). Muntah-muntah dan sakit pada daerah perut dalam 2-4 hari kemudian
8). Mimisan, gusi berdarah,
bintik-bintik merah di kulit (perdarahan) spontan di kulit, muntah
darah, pengeluaran darah dari dubur (kotorannya lembek dan berwarna
hitam).
Pada gejala dini demam dengue biasanya sama dengan gejala flu, sehingga sering kali menimbulkan kesalahan karena disangka flu.
Tatalaksana penyakit Demam Berdarah Dengue
Perjalanan penyakit DBD terbagi atas 3 fase (Satari, 2004):
1). Fase demam yang berlangsung selama 2-7 hari
2). Fase kritis/bocornya plasma yang berlangsung umumnya hanya 24-48 jam
3). Fase penyembuhan (2-7 hari)
5. Penularan
Seseorang yang didalam darahnya
mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit demam
berdarah dengue (DBD). Virus dengue dalam darah selama 4-7 hari mulai
1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular,
maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk dalam lambung nyamuk.
Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai
jaringan tubuh nyamuk temasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1
minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk
menularkan kepada orang lain (masa inkubasi eksentrik). Virus akan tetap
berada di dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya (Dinas Kesehatan
Propinsi Jateng, 2004).
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti
berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada
waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah
anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di
lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering
terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini
kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia
(Kristina, dkk, 2005).
Nyamuk Aedes (Stegomyia) betina
biasanya akan terinfeksi virus dengue saat menghisap darah penderita
yang berada pada fase demam (viremik) akut penyakit. Setelah masa
eksentrik selama 8 sampai 10 hari, kelenjar air liur nyamuk menjadi
terinfeksi dan virus disebarkan ketika nyamuk yang infektif menggigit
dan menginjeksikan air liur ke luka gigitan pada orang lain. Setelah
masa inkubasi pada tubuh manusia selama 3-14 hari (rata-rata 4-6 hari),
sering kali terjadi awitan mendadak penyakit itu, yang ditandai dengan
demam, sakit kepala, mialgia, hilang nafsu makan, dan berbagai tanda
serta gejala nonspesifik lain termasuk mual, muntah, dan ruam kulit
(Widyastuti, 2005).
Upaya pencegahan penyakit DBD
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode yang tepat, yaitu (Kristina, dkk, 2005; Soeparmanto,
2000):
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan
nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),
pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk
hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
Sebagai contoh:
1). Menguras bak mandi/penampungan air, sekurang-kurangnya sekali seminggu.
2). Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
3). Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
4). Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
b. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
c. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan (Kristina, dkk, 2005):
1). Pengasapan/fogging (dengan
menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi
kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
2). Memberikan bubuk abate (temephos)
pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga,
kolam, dan lain-lain.
3). Cara yang paling efektif dalam
mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas,
yang disebut dengan “3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain
itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan
jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur,
memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent,
memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, mengolesi tubuh dengan
lotion anti nyamuk dan lain-lain.
7. Derajat penyakit DBD
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat
a. Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet.
b. Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan cair.
c. Derajat III : Didapatkan
kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun
(20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit
dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
d. Derajat IV : Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
Adanya thrombositopenia disertai
hemokonsentrasi membedakan DBD derajat I/ II dengan demam dengue.
Pembagian derajat penyakit dapat juga dipergunakan untuk kasus dewasa.